A. Pengertian
Bunga Bangkai
Bunga
bangkai atau suweg adalah sekelompok tumbuhan
dari genus Amorphophallus yang merupakan anggota dari famili dari
Araceae (tals-talasan). Jenis yang paling dikenal dari bunga bangkai (Amorphophallus)
adalah bunga bangkai raksasa atau suweg raksasa atau titan arum yang mempunyai
nama latin Amorphophallus titanum dan Amorphophallus gigas atau
Sumatera Giant Amorphophallus. Amorphophallus titanum memegang rekor
sebagai bunga dengan struktur perbungaan tertinggi di dunia di susul Amorphophallus
gigas diurutan kedua. Karena keawaman kita sering kali
menganggap bunga bangkai sebagai satu spesies (jenis) saja padahal bunga
raksasa dan tertinggi ini terdiri atas sekitar 170 spesies di seluruh dunia.
Yang lenbih parah, tidak sedikit yang menyamakan bunga bangkai dengan bunga Rafflesia.
Padahal
antara Amorphophallus dan Rafflesia adalah dua bunga yang berbeda
meskipun sama-sama berukuran raksasa dan mengeluarkan bau busuk.
B.
Perbedaan Rafflesia
Arnoldii dan Bunga Bangkai
Rafflesia arnoldii
dan Bunga Bangkai (Amorphpophallus titanium) merupakan dua jenis
tanaman yang berbeda. Meski oleh masyarakat terkadang kedua jenis tanaman ini
dianggap sama bahkan saling tertukar. Saya sendiri sempat mendengar seorang
guru Sekolah Dasar yang mengatakan di depan murid-muridnya bahwa bunga Bangkai
adalah Rafflesia.
Memang Rafflesia dan Bunga
Bangkai (Suweg Raksasa) sama-sama memiliki ukuran besar (raksasa) dan mengeluarkan bau yang busuk.
Namun antara Raflesia dan Bungan Bangkai (Amorphpophallus titanium)
memiliki perbedaan pada klasifikasi biologi, bentuk, warna, cara hidupnya, dan
siklus hidupnya.
1.
RAFFLESIA
Rafflesia adalah genus tumbuhan
bunga parasit. Ia ditemukan di hutan hujan Indonesia oleh seorang pemandu
dari Indonesia yang bekerja untuk Dr. Joseph Arnold tahun 1818, dan
dinamai berdasarkan nama Thomas Stamford Raffles, pemimpin ekspedisi itu.
Ia terdiri atas kira-kira 27 spesies (termasuk empat yang belum sepenuhnya
diketahui cirinya seperti yang dikenali oleh Meijer 1997), semua spesiesnya
ditemukan di Asia Tenggara, di semenanjung Malaya, Kalimantan, Sumatra,
dan Filipina. Tumbuhan ini tidak memiliki batang, daun ataupun akar yang sesungguhnya.
Rafflesia merupakan endoparasit padatumbuhan merambat dari genus Tetrastigma (famili Vitaceae),
menyebarkan haustoriumnya yang mirip akar di dalam jaringan tumbuhan
merambat itu.
Satu-satunya bagian
tumbuhan Rafflesia yang dapat dilihat di luar tumbuhan inangnya
adalah bunga bermahkota lima. Pada beberapa spesies, seperti Rafflesia
arnoldii, diameter bunganya mungkin lebih dari 100 cm, dan beratnya hingga
10 kg. Bahkan spesies terkecil, Rafflesia manillana, bunganya
berdiameter 20 cm. Rafflesia yang banyak dikenal masyarakat adalah jenis rafflesia
arnoldii. Jenis ini hanya tumbuh di hutan sumatera bagian selatan, terutama Bengkulu.
Ciri utama yang membedakan
rafflesia dengan bunga bangkai secara awam adalah bentuknya yang melebar (bukan
tinggi) dan berwarna merah. Ketika mekar, bunga ini bisa mencapai diameter
sekitar 1 meter dan tinggi 50 cm. Bunga rafflesia tidak memiliki akar, tangkai,
maupun daun. Bunganya memiliki 5 mahkota. Di dasar bunga yang berbentuk gentong
terdapat benang sari atau putik, tergantung jenis kelamin bunga. keberadaan
putik dan benang sari yang tidak dalam satu rumah membuat prosentase pembuahan
yang dibantu oleh serangga lalat sangat kecil, karena belum tentu dua bunga
berbeda kelamin tumbuh dalam waktu bersamaan di tempat yang berdekatan. Masa
pertumbuhan bunga ini memakan waktu sampai 9 bulan, tetapi masa mekarnya hanya
5-7 hari. Setelah itu rafflesia akan layu dan mati.
Sampai saat ini Rafflesia tidak
pernah berhasil dikembangbiakkan di luar habitat aslinya kecuali Rafflesia patma yang berhasil hidup da mekar di Kebun Raya Bogor dan apabila akar atau pohon
inangnya mati, Raflesia akan ikut mati. Oleh karena itu Raflesia membutuhkan
habitat hutan primer untuk dapat bertahan hidup.
Sedikit informasi, selama 200-an
tahun tumbuh-tumbuhan dari genus Rafflesiaceae sulit diklasifikasikan
karena karakteristik tubuh yang tidak umum. Berdasarkan penelitian DNA oleh
para ahli botani di Universitas Harvard baru-baru ini, rafflesia dimasukkan ke
dalam family Euphorbiaceae, satu keluarga dengan pohon karet dan
singkong. Tapi hal ini masih belum terpublikasi dengan baik.
Beberapa jenis Rafflesia (di
Indonesia); Rafflesia arnoldii (endemik di Sumatra Barat, Bengkulu, dan
Aceh), R. borneensis (Kalimantan), R. cilliata (Kalimantan
Timur), R. horsfilldii (Jawa), R. patma (Nusa Kambangan dan
Pangandaran), R. rochussenii (Jawa Barat), dan R. contleyi
(Sumatra bagian timur).
2.
BUNGA BANGKAI
Selain rafflesia, bunga raksasa
lain yang dikenal masyarakat adalah bunga bangkai atau suweg raksasa Titan Arum
(Amorphpophallus titanium). Jenis ini hanya endemik tumbuh di kawasan
hutan di Sumatera.
Bunga bangkai |
Berbeda dengan rafflesia, bunga
bangkai titan arum ini berwarna krem pada bagian luar dan pada bagian yang
menjulang. Sedangkan mahkotanya berwarna merah ke-ungu-an. Sekilas bentuknya
saat mekar terlihat seperti bunga terompet. Bila rafflesia hanya melebar, bunga
bangkai tumbuh menjulang tinggi. Ketinggian bunga bangkai jenis amorphophallus
titanium ini bisa mencapai sekitar 4 m dengan diameter sekitar 1,5 m.
Bunga bangkai ini termasuk
tumbuhan dari suku talas-talasan (araceae). Merupakan tumbuhan dengan
bunga majemuk terbesar di dunia. Berbeda dengan rafflesia yang tidak dapat
tumbuh di daerah lain, bunga bangkai dapat di budi daya. bila rafflesia parasit
pada tumbuhan rambat, bunga bangkai tumbuh di atas umbi sendiri.
Bunga ini mengalami 2 fase dalam
hidupnya yang muncul secara bergantian dan terus menerus, yaitu fase vegetatif
dan generatif. Pada fase vegetatif, di atas umbi akan muncul batang tunggal dan
daun yang sekilas mirip dengan pohon pepaya. Tinggi pohonnya bisa mencapai 6 m.
Setelah beberapa tahun, organ generatifnya akan layu kecuali umbinya. Apabila
lingkungan mendukung, dan umbinya memenuhi syarat pohon ini akan digantikan
dengan tumbuhnya bunga bangkai. Tumbuhnya bunga majemuk yang menggantikan pohon
yang layu merupakan fase generatif tanaman ini.
Bunga baru bisa tumbuh bila umbinya memiliki berat minimal
4 kg. Bila cadangan makanan dalam umbi kurang atau belum mencapai berat 4 kg,
maka pohon yang layu akan di gantikan oleh pohon baru.
Selain itu, bunga bangkai
merupakan tumbuhan berumah satu dan protogini, dimana bunga betina reseptif
terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk
mencegah penyerbukan sendiri. Bau busuk yang dikeluarkan oleh bunga ini,
seperti pada rafflesia, berfungsi untuk menarik kumbang dan lalat penyerbuk
bagi bunganya. Setelah masa mekarnya (sekitar 7 hari) lewat, bunga bangkai akan
layu. Dan akan kembali melewati siklusnya, kembali ke fase vegetatif, dimana
akan tumbuh pohon baru di atas umbi bekas bunga bangkai.
Apabila selama masa mekarnya
terjadi pembuahan, maka akan terbentuk buah-buah berwarna merah dengan biji
pada bagian bekas pangkal bunga. Biji-biji ini bisa ditanam menjadi pohon pada
fase vegetatif. Biji-biji inilah yang sekarang dibudidayakan.
C.
Ciri
Bunga Bangkai (Amorphophallus).
Bunga
bangkai dalam bahasa latin disebut Amorphophallus yang berasal dari bahasa
Yunani Kuno “Amorphos” yang berarti “cacat, tanpa bentuk” dan “phallos” yang
berarti “penis”. Bunga
bangkai raksasa atau titan arum (Amorphophallus titanum)
Bunga
bangkai (Amorphophallus) merupakan tumbuhan khas dataran rendah yang tumbuh di
daerah beriklim tropis dan subtropis mulai dari kawasan Afrika barat hingga ke
Kepulauan Pasifik termasuk di Indonesia. Sebagian besar, bunga bangkai
merupakan spesies endemik. Bunga bangkai yang merupakan tumbuhan dengan bunga
majemuk terbesar dan tertinggi di dunia ini termasuk tanaman dari suku
talas-talasan (araceae) dengan bentuk dan ukuran umbi yang bervariasi
pada setiap jenisnya.
Bunga
bangkai (Amorphophallus)
mengalami dua fase dalam hidupnya yang berlangsung secara bergantian dan terus
menerus, yakni fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif di atas
umbi bunga bangkai tumbuh batang tunggal dan daun yang mirip daun pepaya.
Hingga kemudian batang dan daun menjadi layu menyisakan umbi di dalam tanah. Apabila kondisi
memungkinkan, fase vegetatif akan disusul dengan fase generatif yakni munculnya
bunga majemuk yang menggantikan batang dan daun yang layu tadi. Kedua fase ini
kan terjadi berulang dan terus menerus. Saat bunga bangkai mengalami fase
generatif (mekarnya bunga), bunga tertinggi ini mengeluarkan bau menyengat
seperti bau bangkai. Bau busuk ini berfungsi sebagai pemikat bagi lalat dan
kumbang yang mana serangga-serangga tersebut akan berkontribusi dalam proses
penyerbukan. Apabila selama masa mekarnya terjadi pembuahan, maka akan
terbentuk buah-buah berwarna merah dengan biji pada bagian bekas pangkal bunga.
Dan bunga bangkai kemudian kembali memasuki fase vegetatif.
D.
Macam
Jenis Bunga Bangkai (Amorphophallus).
Terdapat
sekitar 170 spesies bunga bangkai di seluruh dunia. Spesies yang terkenal di
Indonesia diantaranya adalah:
a.
Amorphophallus
titanum (Bunga bangkai raksasa, Titan arum,
suweg raksasa)
b.
Amorphophallus
gigas (Amorphophallus raksasa sumatera)
c.
Amorphophallus
decussilvae (Bunga bangkai jangkung, bunga
bangkai jawa barat)
d.
Amorphophallus
beccarii; Amorphophallus campanulatus
(Suweg); Amorphophallus oncophyllus (iles-iles, porang, ileus)
e.
Bunga
bangkai (Amorphophallus bulbifer)
Selain
itu masih terdapat macam spesies bunga bangkai lainnya seperti: aberrans;
A. abyssinicus (Indian Turnip); A. albispathus; A. albus; A.
amygdaloides; A. andranogidroensis; A. angolensis; A.
angulatus; A. angustispathus; A. ankarana; A. annulifer;
A. antsingensis; A. aphyllus; A. asper; A.
asterostigmatus (Voodoo Lily); A. atrorubens; A. atroviridis; A.
bankokensis; A. bannanensis; A. barthlottii; A. baumannii; A.
bequaertii; A. bonaccordensis; A. borneensis; A. boyceanus.
A.
brachyphyllus;
A. bufo; A. bulbifer (Corpse Flower); A. bulbifera; A.
calabaricus; A. campanulatus; A. canaliculatus; A. carneus;
A. cerneus; A. chlorospathus; A. cicatricifer; A.
cirrifer; A. coaetaneus; A. consimilis; A. corrugatus
(Snake Palm); A. curvistylis; A. dactylifer; A. declinatus;
A. discophorus; A. dracontioides; A. dunnii (Voodoo Lily);
A. dzui; A. eburneus; A. echinatus; A. eichleri (Voodoo
Lily); A. elatus; A. elegans; A. excentricus; A. fallax;
A. forbesii; A. fuscus; A. galbra; A. gallaensis; A.
gallowayi; A. glaucophyllus; A. gliruroides; A.
glossophyllus; A. goetzei; A. gomboczianus; A. gracilior;
A. gracilis; A. haematospadix; A. harmandii; A. hayi;
A. henryi (Taiwan Amorphophallus); A. hewittii (Giant Voodoo
Lily); A. hildebrandtii; A. johnsonii; A. maximus; A. rhizomatosus; A.
Venustus
Daftar Pustaka
http://alamendah.org/2010/06/28/mengenal-bunga-bangkai-amorphophallus-dan-jenis-macamnya/ senin, 09 Agustus
2014 jam 12.40 WIB
http://alamendah.org/2009/08/21/perbedaan-rafflesia-arnoldii-dan-bunga-bangkai/
senin, 09 Agustus 2014 jam 12.45 WIB